
Film Perayaan Mati Rasa mengisahkan tentang Ian (Iqbaal Ramadhan), seorang anak sulung yang merasa terbebani oleh ekspektasi orang tua dan harus menghadapi kehilangan ayah serta ibunya, yang membuatnya merasa mati rasa secara emosional. Ia dan adiknya, Uta (Umay Shahab), yang sukses sebagai podcaster, harus berjuang bersama menghadapi konflik keluarga dan kehilangan kedua orang tua mereka secara mendadak. Film ini mengeksplorasi tema tentang peran anak sulung, arti kehilangan, dukungan keluarga, dan pentingnya menerima serta merayakan rasa sakit untuk bisa pulih.
Plot dan Konflik:

- Peran Anak Sulung:Ian merasa tertekan karena ia selalu dituntut menjadi contoh bagi adiknya, Uta, yang memiliki karier sukses dan menjadi kebanggaan orang tua.
- Konflik Keluarga:Terdapat ketegangan antara Ian dan orang tuanya, serta antara Ian dan adiknya, karena perbedaan jalan hidup mereka.
- Kehilangan Orang Tua:Konflik ini semakin rumit ketika Ian dan Uta kehilangan kedua orang tua mereka secara mendadak, meninggalkan mereka dalam kesedihan dan harus saling mengandalkan.
- Perasaan Mati Rasa:Beban dan duka yang mendalam membuat Ian merasa “mati rasa,” sebuah keadaan di mana ia tidak mampu lagi merasakan kebahagiaan maupun kesedihan, dan sulit untuk terhubung dengan perasaannya.
Pesan dan Makna:
- Keluarga sebagai Dukungan:Film ini menekankan bahwa keluarga bisa menjadi sumber luka sekaligus penyembuh, pentingnya komunikasi, dan bagaimana keluarga dapat menjadi support system utama.
- Penerimaan dan Pemulihan:Pesan utama film ini adalah bahwa rasa sakit dan luka batin, meskipun terkadang membuat seseorang “mati rasa“, justru perlu dirayakan agar bisa pulih dan menjadi pribadi yang lebih baik.
- Mengungkapkan Perasaan:Film ini mengajarkan pentingnya jujur dengan perasaan sendiri dan tidak memendam emosi, karena hal itu bisa membuat hidup lebih mudah dijalani.