Liburan Keluarga yang Mengawali Malapetaka Alya, bersama suaminya Raka dan anak perempuannya, Yasmin, pergi liburan ke desa terpencil tempat tinggal ibu Alya, Bu Dewi. Desa itu tampak sunyi, tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota.
Tragedi dan Penguburan Terpaksa Saat bermain di danau, Yasmin mengalami kecelakaan dan tenggelam. Karena cuaca buruk dan akses yang sulit, Alya dan keluarganya tidak bisa membawa jenazah Yasmin kembali ke kotahingga akhirnya harus menguburkan jasadnya di halaman rumah ibu Alya.
Kecemasan yang Tak Hilang Setelah kembali ke Jakarta, Alya berusaha menjalani hari-hari meski masih didera kesedihan. Namun rasa kehilangan itu tidak pernah hilang. Ia mulai mendengar panggilan, suara atau firasat dari Yasmin, seperti ada sesuatu yang tidak selesai.
Kembali ke Desa dan Misteri Kuburan Kosong Karena rasa penasaran dan kegelisahan yang terus muncul, Alya kembali ke desa untuk mengecek makam Yasmin — tapi mengejutkan, makam itu sudahkosong. Tubuh Yasmin hilang. Saat itulah terungkap bahwa tanah tempat jasadnya dikuburkan menyimpan kutukan kuno.
Teror yang Bangkit Yasmin kembali — tapi tidak seperti Yasmin yang Alya kenal. Kini dia adalah sosok yang mengerikan, membawa ketakutan dan teror terhadap penduduk kampung. Alya, bersama penduduk desa seperti Basri, harus menghadapi kengerian ini.
Konflik Emosional Di balik horornya, film ini juga menggali konflik batin Alya — menghadapi kehilangan, rasa bersalah, dan dilema antara melepaskan orang yang dicintai atau mencoba mempertahankan jejaknya, walau itu menyakitkan dan penuh bahaya
🔍 Kenapa Ceritanya Menarik & Unik
Campuran horor dan drama keluarga: Lebih dari sekedar “seram”, film ini menekankan kehidupan emosional sang ibu (Alya) yang kehilangan. Kesedihannya menjadi pintu masuk untuk teror yang datang dari tempat tidak terkira.
Kutukan & supranatural lokal: Cerita kutukan lama yang melibatkan tanah tempat pemakaman memberi unsur mistis yang kental, bukan hanya hantu biasa, tetapi sesuatu yang terkait dengan warisan budaya misteri desa.
Suasana desa terpencil: Lokasi yang jauh dari peradaban, cuaca ekstrem, akses susah, semua ini memperkuat rasa isolasi dan keputusasaan sang ibu ketika terjadi tragedi dan kembali menghantui.
Karakter dan sisi psikologis: Alya sebagai tokoh utama bukan sekedar korban, ia digambarkan menghadapi trauma, harapan yang buyar, dan konflik batin. Ini membuat cerita bukan hanya menakut-nakuti, tapi juga membuat penonton merasakan simpati dan ketegangan secara emosional.